plutkumkmgianyar.com – Pekalongan, Jawa Tengah, baru-baru ini diguncang oleh bencana alam yang memilukan. Longsor yang terjadi di Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, telah menelan banyak korban jiwa dan menghancurkan banyak properti, termasuk sebuah kafe yang dikenal dengan nama Kafe Allo. Kafe ini menjadi tempat favorit bagi banyak orang untuk bersantai dan menikmati waktu bersama teman dan keluarga. Namun, pada malam nahas itu, kafe tersebut menjadi tempat terakhir bagi sejumlah pengunjung sebelum mereka tertimbun longsor.
Kafe Allo terkenal dengan suasananya yang nyaman dan pemandangan alam yang indah. Terletak di daerah dataran tinggi Petungkriyono, kafe ini menawarkan pemandangan pegunungan yang menakjubkan dan udara segar yang menjadi daya tarik utama bagi para pengunjung. Banyak orang datang ke kafe ini untuk menikmati secangkir kopi sambil melihat pemandangan alam yang indah.
Pada malam sebelum longsor terjadi, Kafe Allo dipenuhi dengan pengunjung yang sedang menikmati waktu mereka. Beberapa dari mereka adalah pasangan yang sedang menikmati kencan romantis, sementara yang lain adalah kelompok teman yang sedang berkumpul untuk mengobrol dan tertawa bersama. Suasana di kafe itu penuh dengan kebahagiaan dan keceriaan, tidak ada yang menyadari bahwa bencana besar akan segera terjadi.
Salah satu pengunjung, Rina, menceritakan pengalamannya sebelum longsor terjadi. “Kami sedang duduk di teras kafe, menikmati kopi dan makanan ringan sambil melihat pemandangan. Cuaca memang sudah mulai mendung dan hujan gerimis, tapi kami tidak terlalu memperhatikannya. Kami hanya fokus pada percakapan dan tawa-tawa kecil di antara kami,” kenang Rina.
Hujan deras yang turun sejak sore hari semakin intens malam itu. Tanah di sekitar kafe mulai longsor, dan dalam hitungan detik, tebing di belakang kafe runtuh, menimbun kafe dan semua yang ada di dalamnya. Rina dan teman-temannya berusaha untuk melarikan diri, tetapi longsoran tanah yang besar dan cepat membuat mereka tidak sempat menyelamatkan diri.
“Saya hanya ingat suara gemuruh yang sangat keras, lalu tiba-tiba semuanya gelap. Saya tidak tahu apa yang terjadi setelah itu,” ujar Rina dengan suara bergetar.
Tim penyelamat segera tiba di lokasi keesokan harinya untuk melakukan evakuasi. Mereka bekerja keras untuk mencari dan menyelamatkan korban yang tertimbun longsor. Namun, banyak yang tidak bisa diselamatkan. Kafe Allo yang semula penuh dengan kehidupan, kini menjadi puing-puing yang menyedihkan.
“Kami sangat sedih dengan kejadian ini. Banyak korban yang tidak bisa diselamatkan, dan ini adalah kehilangan besar bagi kami semua,” kata seorang petugas penyelamat.
Momen terakhir pengunjung Kafe Allo sebelum tertimbun longsor di Pekalongan adalah cerita tentang kebahagiaan yang berubah menjadi tragedi dalam sekejap. Kafe yang semula menjadi tempat favorit untuk bersantai dan menikmati pemandangan alam, kini menjadi tempat yang dikenang dengan duka dan kesedihan. Semoga peristiwa ini menjadi pelajaran bagi kita semua untuk lebih waspada terhadap bencana alam dan selalu siap menghadapi segala kemungkinan.