plutkumkmgianyar.com – Pada hari Rabu, tanggal 22 Mei, Mesir menegaskan kembali penolakannya terhadap rencana Israel yang ingin memindahkan penduduk Gaza ke Semenanjung Sinai. Mesir, yang menganggap langkah ini sebagai pelanggaran terhadap kedaulatannya, secara resmi menyatakan penolakan melalui saluran berita lokal, Al-Qahera, yang mengutip sumber tingkat tinggi.
Sinai, yang terletak di Asia dan merupakan satu-satunya wilayah Mesir di benua tersebut, telah menjadi fokus ambisi Israel untuk merelokasi warga Gaza. “Mesir tidak akan membiarkan ambisi Israel terwujud di wilayah Palestina dengan mengorbankan negaranya,” tegas sumber tersebut. Ia juga menambahkan bahwa Mesir telah menumpuk lebih dari 500 truk bantuan di perbatasan Kerem Shalom, menyangkal tuduhan bahwa Mesir menghalangi bantuan dari Israel ke Gaza.
Sumber tersebut juga menanggapi klaim pejabat Israel yang menyatakan bahwa Mesir menghalangi warga Gaza memasuki wilayahnya, menjelaskan bahwa hal itu tidak benar dan bahwa rencana relokasi ini telah ditolak oleh Mesir sejak awal.
Di tengah konflik yang berkepanjangan, Mesir telah berperan sebagai mediator dalam upaya mencapai gencatan senjata antara Israel dan Hamas. “Peran Mesir sebagai mediasi muncul setelah adanya permintaan yang terus-menerus,” kata sumber tersebut, menyatakan kekecewaannya terhadap pihak-pihak yang sengaja melemahkan upaya Mesir.
Sejak Oktober tahun lalu, konflik antara Israel dan Hamas telah mengakibatkan lebih dari 35.700 kematian di kalangan warga Palestina, mayoritas adalah perempuan dan anak-anak, serta hampir 80.000 lainnya terluka. Situasi di Gaza semakin memburuk dengan sebagian besar wilayah hancur dan blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang dilakukan oleh Israel.
Israel sendiri telah dituduh melakukan genosida dan dihadapkan ke Mahkamah Internasional, yang memerintahkan negara tersebut untuk memastikan tindakan genosida tidak dilakukan oleh pasukannya dan memastikan bantuan kemanusiaan tersampaikan kepada warga sipil di Gaza.
