plutkumkmgianyar.com – China, sebagai ekonomi terbesar kedua di dunia, saat ini menghadapi tantangan signifikan terkait dengan penuaan populasi. Masalah ini tidak hanya mempengaruhi kesejahteraan lansia tetapi juga memberikan tekanan besar pada sistem sosial dan ekonomi negara. Salah satu masalah kesehatan yang paling mendesak adalah peningkatan kasus demensia, termasuk penyakit Alzheimer, yang menjadi perhatian utama bagi masyarakat dan pemerintah China.
Menurut laporan resmi tahun 2024, China memiliki lebih dari 16 juta orang yang mengidap demensia, termasuk penyakit Alzheimer, jenis yang paling umum. Jumlah ini mencakup hampir 30 persen dari total kasus demensia di seluruh dunia14. Peningkatan ini sebagian besar disebabkan oleh populasi yang menua dengan cepat, di mana jumlah penduduk China yang berusia 60 tahun ke atas diperkirakan akan meningkat setidaknya 40 persen menjadi lebih dari 400 juta jiwa pada tahun 2035.
Demensia tidak hanya menimbulkan tantangan kesehatan tetapi juga memiliki dampak sosial dan ekonomi yang signifikan. Penyakit ini memerlukan perawatan jangka panjang yang intensif, yang seringkali menjadi beban berat bagi keluarga dan sistem perawatan kesehatan. Di China, lebih dari 90 persen kasus demensia tetap tidak terdiagnosis, menunjukkan adanya kesenjangan besar dalam skrining dan diagnosis dini.
Untuk mengatasi masalah ini, China telah meluncurkan rencana aksi nasional yang melibatkan 15 departemen pemerintah, termasuk Komisi Kesehatan Nasional. Rencana ini mencakup tujuh tugas dan target utama yang harus dicapai pada tahun 2030, termasuk pembentukan sistem pencegahan dan pengendalian demensia yang berkelanjutan. Salah satu langkah kunci adalah melakukan pemeriksaan kognitif yang meluas terhadap para lansia, dengan intervensi dini dijamin bagi mereka yang paling berisiko.
Rencana aksi tersebut juga menekankan pentingnya memperluas layanan perawatan untuk lansia penderita demensia. Unit perawatan khusus untuk lansia pengidap demensia harus mencakup lebih dari 50 persen dari lembaga perawatan lansia, sementara jumlah personel perawatan demensia yang terlatih harus mencapai 15 juta pada tahun 2030. Langkah-langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup para penderita demensia dan meringankan beban keluarga mereka.
Selain perawatan, rencana aksi juga menekankan pentingnya pencegahan dan intervensi dini. Penelitian menunjukkan bahwa lebih dari setengah dari kasus demensia dapat dicegah atau ditunda dengan menargetkan faktor risiko yang dapat dimodifikasi, seperti kurangnya pendidikan, kurangnya aktivitas fisik, hipertensi, dan polusi udara. Oleh karena itu, strategi pencegahan yang komprehensif sangat penting untuk mengurangi beban demensia di masa depan.
Menghadapi masalah penuaan, China dihantui oleh peningkatan kasus demensia yang signifikan. Namun, dengan rencana aksi nasional yang komprehensif dan fokus pada pencegahan, intervensi dini, dan perluasan layanan perawatan, China berupaya untuk mengatasi tantangan ini dan meningkatkan kesejahteraan lansia serta keluarga mereka. Upaya ini tidak hanya penting bagi kesehatan masyarakat tetapi juga untuk keberlanjutan sosial dan ekonomi negara di masa depan.