/Mengenal Sosok Jenderal Soedirman, Pahlawan Yang Tak Kenal Kata Menyerah
https://plutkumkmgianyar.com/

Mengenal Sosok Jenderal Soedirman, Pahlawan Yang Tak Kenal Kata Menyerah

PLUTKUMKMGIANYAR – Zaman Revolusi Nasional Indonesia merupakan zaman yang sangat penting bagi bangsa Indonesia, dimana para pahlawan mempersembahkan jiwanya untuk kemerdekaan dan kedaulatan tanah airnya. Jenderal Soedirman merupakan salah satu pahlawan yang berperan penting saat memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda.

Soedirman lahir di Bodas Karangjati, Rembang, Jawa Tengah pada 24 Januari 1916, Ayahnya bernama Karsid Kartawiuraji, sedangkan ibunya bernama Siyem. Dengan kehidupan sederhananya, dia menempuh jalan hidup dengan cara mengaji dan belajar ilmu agama. Pada usia 7 tahun, Soedirman bersekolah di Hollandsche Inlandsche School setingkat sekolah dasar di Cilacap, kemudian melanjutkan pendidikan SMP di Meer Uitgebreid Kagere Onderwisj (MULO), setalah itu pendidikannya dilanjutkan di Perguruan Parama Wiwowo Tomo hingga tamat pada 1935, dan terakhir dia melanjutkan pendidikannya di Sekolah Guru atau Kweekschool yang diselenggarakan oleh organisasi Muhammadiiyah di Surakarta. Sesudah selesai menyelesaikan pendidikan, Jenderal Soedirman menjadi guru di Sekolah Dasar Muhammadiyah, Cilacap.

Singkat cerita, karena keperluan peperangan, sekolah tempat Soedirman mengajar di tutup untuk menjadi pos militer. Pada tahun 1944, Soedirman diminta bergabung dengan tentara Pembela Tanah Air (PETA) dan diangkat menjadi komandan militer. Namun setelah Jepang menyerah dalam perang dunia II, dan Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945, Soedirman diperintahkan ke Jakarta untuk bertemu Presiden Soekarno dan meminta Soedirman memimpin perlawanan di kota Jakarta. Soedirman menolak hal tersebut karena belum terlalu tau mengenai medan di Jakarta dan mengusulkan diri untuk memimpin pasukan Kroya yang saat ini berada di Cilacap. Lalu pada 19 Agutus 1945 Soedirman menghadapi Belanda yang kembali ke Indonesia bersama para tentara Inggris. Banyak prestasi dalam kemenangan peperangan yang dia dapatkan dan akhirnya dipromosikan menjadi Panglima Besar Tentara Keamanan Rakyat (TKR).

Setelah Belanda berhasil menduduki Yogyakarta yang saat itu menjadi ibu kota Indonesia dan menawan pemimpin negara termasuk Soekarno dan Hatta. Jenderal Soedirman yang diketahui sedang menderita suatu penyakit, dokter pribadi, dan tentara yang dia pimpin melakukan gerilya selama tujuh bulan dan berhasil menarik mundur pasukan Belanda. Berkat hal tersebut Jenderal Soedirman diangkat menjadi Panglima Besar Tentara Negara Indonesia pada 27 Desember 1949. Jenderal Soedirman meninggal dunia pada 29 Januari 1950 pada usia yang masih 34 tahun di Magelang akibat penyakit yang diderita olehnya. Hingga saat ini, perjuangan Pahlawan Jenderal Soedirman di banggakan oleh seluruh negara Indonesia dan menjadi salah satu tokoh yang dikagumi oleh banyak masyarakat.