plutkumkmgianyar.com – Menurut laporan yang dirilis oleh Otoritas Penyiaran Israel dan dikutip oleh Anadolu Agency pada 18 Juni 2024, dokumen intelijen yang diterima pada September 2023 dan memprediksi serangan besar-besaran oleh Hamas pada 7 Oktober tidak mendapatkan perhatian yang cukup dari otoritas keamanan Israel. Dokumen yang disiapkan oleh unit intelijen militer 8200 tersebut mengungkapkan kegiatan pelatihan intensif oleh unit elit Hamas yang termasuk serangan terhadap infrastruktur militer dan sipil Israel.
Detail Dokumen Intelijen
Dokumen yang diterbitkan pada 19 September 2023, secara detil menggambarkan serangkaian latihan yang dilakukan oleh unit elit Hamas, termasuk:
- Serangan terhadap posisi militer Israel dan kibbutzim.
- Penculikan tentara dan warga sipil.
- Prosedur untuk menahan dan mengamankan korban di Jalur Gaza.
Langkah awal dalam latihan tersebut melibatkan simulasi pelanggaran posisi militer Israel, dengan empat brigade Hamas yang masing-masing ditugaskan di lokasi yang berbeda.
Respon Intelijen dan Kesalahan Penilaian
Dokumen tersebut diketahui oleh pimpinan intelijen dan Komando Gaza militer Israel. Meskipun analis intelijen telah mengidentifikasi langkah-langkah berikutnya yang mungkin diambil oleh Hamas, termasuk penyusupan ke wilayah Israel dan penyanderaan, informasi ini tidak mendapatkan prioritas atau penanganan yang serius dari otoritas yang bertanggung jawab.
Konsekuensi dari Pengabaian
Pengabaian terhadap peringatan ini mengakibatkan serangan yang oleh banyak pejabat senior Israel digambarkan sebagai “kegagalan intelijen yang besar”. Serangan pada 7 Oktober 2023 menyebabkan lebih dari 37.300 korban jiwa di Gaza, dengan mayoritas adalah wanita dan anak-anak, serta lebih dari 85.000 orang terluka.
Kritik dan Dampak Internasional
Israel menghadapi kecaman internasional yang luas karena mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera. Serangan berlanjut yang terjadi telah menyebabkan kehancuran besar di Gaza, menghancurkan infrastruktur dan mengakibatkan banyaknya korban sipil. Akibatnya, Israel dituduh melakukan genosida dan Mahkamah Internasional telah mengeluarkan perintah kepada Tel Aviv untuk menghentikan operasinya di Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan sebelum diserang.
Laporan ini menyoroti kegagalan dalam penanganan intelijen yang dapat membawa konsekuensi fatal, tidak hanya bagi keamanan nasional tetapi juga bagi kemanusiaan secara global.