China Alami Deflasi 4 Bulan Berturut-turut, Petugas Pajak Kini Incar Kelas Menengah di Luar Negeri

plutkumkmgianyar.com – Ekonomi China terus menunjukkan tanda pelemahan. Negara tersebut mengalami deflasi selama empat bulan berturut-turut, menandakan turunnya harga-harga secara konsisten dan lemahnya daya beli masyarakat. Kondisi ini memicu kekhawatiran akan berkurangnya pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya tekanan terhadap rumah tangga dan bisnis lokal.

Pemerintah China merespons tekanan fiskal ini dengan memperluas upaya pengumpulan pajak. Dalam beberapa bulan terakhir, petugas pajak mulai menyasar warga negara China kelas menengah yang tinggal di luar negeri, terutama mereka yang memiliki bisnis atau penghasilan global.

Otoritas pajak mengirimkan surat peringatan dan permintaan pelaporan pendapatan kepada sejumlah ekspatriat China di negara-negara seperti Kanada, Australia, dan Inggris. Mereka meminta warga tersebut melaporkan aset luar negeri serta membayar kewajiban pajak yang tertunda. Langkah ini menandai perluasan strategi fiskal pemerintah untuk menutup defisit anggaran dalam negeri.

Langkah agresif ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan diaspora China. Banyak yang mulai mempertimbangkan relokasi atau restrukturisasi aset, demi menghindari pengawasan ketat dan potensi penalti dari pemerintah asal mereka.

Sementara itu, investor global mengamati kondisi ini dengan cermat. Deflasi yang terus berlanjut bisa menghambat pemulihan ekonomi China, yang selama ini menjadi mesin pertumbuhan kawasan Asia. Jika pemerintah tidak berhasil mengembalikan kepercayaan konsumen dan memperkuat permintaan domestik, tekanan ekonomi diperkirakan akan semakin dalam.

Dalam jangka pendek, China berusaha menjaga stabilitas fiskal dengan memperluas basis pajak, namun langkah ini juga menyulut kekhawatiran soal privasi dan hak finansial ekspatriatnya di luar negeri.