CEO TikTok Temui Donald Trump Jelang Pemblokiran di AS

plutkumkmgianyar.com – Pada tanggal 18 Desember 2024, CEO TikTok, Shou Zi Chew, melakukan pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat saat itu, Donald Trump, di Gedung Putih. Pertemuan ini dilakukan menjelang ancaman pemblokiran aplikasi TikTok di AS yang semakin meningkat. Pertemuan ini menjadi sorotan publik dan media internasional karena implikasi besar yang mungkin terjadi jika TikTok benar-benar diblokir di AS.

Ancaman pemblokiran TikTok di AS bermula dari kekhawatiran pemerintah AS tentang keamanan data pengguna dan potensi pengaruh asing melalui platform ini. TikTok, yang dimiliki oleh perusahaan China, ByteDance, dianggap sebagai ancaman keamanan nasional karena data pengguna AS dapat diakses oleh pemerintah China. Pemerintah AS juga khawatir bahwa platform ini dapat digunakan untuk propaganda dan pengaruh politik.

Pertemuan antara Shou Zi Chew dan Donald Trump di Gedung Putih pada 18 Desember 2024 adalah upaya terakhir dari TikTok untuk menyelamatkan operasinya di AS. Dalam pertemuan ini, Shou Zi Chew membawa proposal untuk membentuk kemitraan dengan perusahaan teknologi AS untuk mengelola data pengguna AS secara lokal. Proposal ini bertujuan untuk mengatasi kekhawatiran pemerintah AS tentang keamanan data dan pengaruh asing.

Proposal yang diajukan oleh TikTok meliputi beberapa poin utama:

  1. Pembentukan Entitas Baru
    TikTok akan membentuk entitas baru yang sepenuhnya terpisah dari ByteDance. Entitas ini akan mengelola data pengguna AS dan beroperasi di bawah hukum AS.
  2. Kemitraan dengan Perusahaan Teknologi AS
    TikTok akan bermitra dengan perusahaan teknologi AS untuk mengelola data pengguna AS secara lokal. Kemitraan ini akan memastikan bahwa data pengguna AS tidak diakses oleh pihak asing.
  3. Transparansi dan Audit
    TikTok akan meningkatkan transparansi operasinya dan melakukan audit rutin oleh pihak ketiga yang independen untuk memastikan kepatuhan terhadap hukum AS.
  4. Perlindungan Data Pengguna
    TikTok akan mengimplementasikan langkah-langkah keamanan yang lebih ketat untuk melindungi data pengguna AS dan memastikan bahwa data tersebut tidak digunakan untuk tujuan yang tidak sah.

Reaksi awal dari pemerintah AS terhadap proposal TikTok bervariasi. Beberapa pejabat tinggi di pemerintahan Trump menyambut baik proposal tersebut dan menganggapnya sebagai langkah positif untuk mengatasi kekhawatiran keamanan nasional. Namun, ada juga yang tetap skeptis dan menuntut lebih banyak jaminan dan langkah konkret untuk memastikan keamanan data pengguna AS.

Jika proposal TikTok diterima oleh pemerintah AS, hal ini dapat menjadi model bagi perusahaan teknologi asing lainnya yang beroperasi di AS. Pembentukan entitas baru yang terpisah dan kemitraan dengan perusahaan teknologi lokal dapat menjadi cara untuk mengatasi kekhawatiran tentang keamanan data dan pengaruh asing. Namun, jika proposal ini ditolak, TikTok mungkin akan menghadapi pemblokiran di AS, yang akan berdampak signifikan terhadap operasinya dan pengguna AS.

Pertemuan antara CEO TikTok, Shou Zi Chew, dengan Presiden Donald Trump pada 18 Desember 2024 adalah momen krusial dalam upaya TikTok untuk menyelamatkan operasinya di AS. Proposal yang diajukan oleh TikTok menunjukkan komitmen perusahaan untuk mengatasi kekhawatiran pemerintah AS tentang keamanan data dan pengaruh asing. Namun, keputusan akhir dari pemerintah AS akan menentukan nasib TikTok di AS dan implikasinya terhadap perusahaan teknologi asing lainnya yang beroperasi di AS.