PLUTKUMKMGIANYAR – Gencatan senjata yang dilakukan oleh Israel dan Hamas yang dimulai pada Jumat (24/11/2023), telah berhasil menjalin kesepakatan untuk pertukaran 50 sandera yang ditawan di Hamas dengan 150 warga Palestina yang ditahan di penjara Israel. Namun, diketahui bahwa kedua tawanan tersebut bisa saja merasakan trauma yang mendalam.

Diketahui saat ini banyak orang yang dibebaskan dari penjara mengalami gejala kesulitan dan masalah yang dapat dipahami, namun tidak semua dari mereka akan mudah untuk menghilangkan gangguan stres pasca trauma atau gangguan mental lainnya. Menurut para ahli, kapasitas untuk pulih dari penyanderaan sangat bervariasi dan tidak dapat diprediksi dari satu ke orang lainnya. Psikiater Dan Spesialis PTSD, Christine Roulliere juga menghimbau kepada keluarga dari tahanan yang berhasil di bebaskan untuk selalu memberikan dukungan dan kasih sayang kepada para korban untuk menghindari gangguan mental yang bisa mengganggu perkembangan otak.

“Ada bukti bahwa perempuan – terutama perempuan muda – lebih berisiko mengalami hal ini dibandingkan laki-laki, begitu pula mereka yang memiliki tingkat pendidikan rendah, dan mereka yang berada dalam penangkaran dalam jangka waktu lama.” Ucap Christine.