PLUTKUMKMGIANYAR.COM – Beberapa hari lalu, saya membaca laporan dari Bank Indonesia (BI) yang bikin sedikit lega—ya, soal inflasi. Di tengah kondisi ekonomi global yang masih fluktuatif, ternyata BI tetap optimis bahwa inflasi di Indonesia bakal stabil sampai akhir 2025. Sebagai warga yang tiap bulan cek harga cabai dan minyak goreng di pasar, kabar ini cukup menenangkan. Tapi tentu saja, saya nggak cuma berhenti di berita utama. Saya coba kulik lebih dalam: apa sih maksud dari “inflasi stabil”, dan kenapa itu penting buat kita semua?
Apa Sih Inflasi Itu?
Sebelum ngomongin lebih jauh soal prediksi BI, saya rasa penting untuk pahami dulu makna inflasi. Secara sederhana, inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus-menerus dalam jangka waktu tertentu. Jadi kalau kamu merasa uang Rp10 ribu sekarang nggak bisa beli sebanyak dulu, itu tandanya inflasi lagi kerja.
Tapi, inflasi itu nggak selalu buruk, lho. Justru sedikit inflasi bisa jadi tanda ekonomi bergerak. Yang jadi masalah adalah kalau inflasinya melonjak tinggi (hiperinflasi) atau malah terlalu rendah (deflasi), dua-duanya bisa bikin ekonomi sakit.
BI: Tahun 2025 Inflasi Aman Terkendali
Nah, menurut Gubernur BI, Perry Warjiyo, inflasi diprediksi akan tetap berada dalam target sasaran 2,5% ±1% hingga akhir 2025. Artinya, inflasi akan berkisar antara 1,5% sampai 3,5%, angka yang masih dalam batas wajar dan bisa diterima oleh pasar maupun konsumen.
Prediksi ini bukan asal-asalan. BI melihat bahwa berbagai kebijakan yang diterapkan selama ini cukup efektif menjaga kestabilan harga. Misalnya, koordinasi BI dengan pemerintah pusat dan daerah lewat Tim Pengendalian Inflasi Nasional (TPIN) terus diperkuat. Mereka rajin memantau harga-harga bahan pokok, termasuk saat momen krusial seperti Ramadan, Lebaran, atau akhir tahun.
Kenapa Inflasi Stabil Itu Penting?
Sebagai orang biasa yang belanja ke warung dan bayar listrik tiap bulan, saya ngerasa langsung efeknya kalau harga-harga naik terlalu cepat. Stabilnya inflasi bikin hidup lebih terencana. Kita bisa menyusun anggaran rumah tangga dengan lebih tenang, nggak khawatir harga beras naik drastis minggu depan.
Buat pelaku usaha juga demikian. Stabilitas harga artinya mereka bisa menyusun strategi produksi dan pemasaran dengan lebih matang. Nggak harus buru-buru menaikkan harga hanya karena biaya operasional melonjak akibat inflasi tinggi.
Tantangan Masih Ada, Tapi Bisa Diatasi
Meski BI optimis, tetap saja tantangan ekonomi global masih menghantui. Misalnya, ketegangan geopolitik, kenaikan harga energi dunia, dan perubahan iklim bisa berpengaruh ke pasokan barang. Tapi menurut BI, dengan kombinasi kebijakan moneter yang hati-hati dan koordinasi lintas sektor, Indonesia cukup punya amunisi untuk menjaga inflasi tetap terkendali.
Saya pribadi juga berharap masyarakat bisa ikut berperan. Salah satunya dengan lebih bijak dalam belanja dan nggak latah panik beli (panic buying) saat ada isu harga naik. Karena seringkali, kepanikan konsumen justru bikin harga makin melonjak.
Apa Dampaknya Buat Kita?
Kalau prediksi BI benar, maka kabar baik ini akan berdampak ke banyak sektor. Daya beli masyarakat bisa tetap terjaga, investasi lebih nyaman masuk, dan ekonomi bisa terus tumbuh. Bahkan buat kita yang suka cicil barang, inflasi stabil bikin suku bunga nggak melonjak tinggi—artinya cicilan masih bisa dijaga.