plutkumkmgianyar.com – Rumah Sheikh Mujibur Rahman, pendiri Bangladesh, yang kini menjadi museum, telah hancur dibakar massa pada Rabu malam, 5 Februari 2025. Kejadian ini terjadi selama pidato online putrinya, Sheikh Hasina, yang merupakan mantan perdana menteri Bangladesh. Ribuan demonstran merusak dan membakar rumah bersejarah tersebut di Dhanmondi, Dhaka, yang telah menjadi simbol penting dalam sejarah Bangladesh.
Sheikh Mujibur Rahman, yang dikenal sebagai “Bangabandhu” atau “Sahabat Bengal”, adalah arsitek utama kemerdekaan Bangladesh dari Pakistan pada tahun 1971. Rumahnya di Dhanmondi, Dhaka, menjadi pusat gerakan kemerdekaan dan kemudian diubah menjadi museum untuk mengenang kontribusinya terhadap negara. Rumah ini juga menjadi tempat di mana Sheikh Mujibur Rahman dan sebagian besar anggota keluarganya dibunuh dalam kudeta militer pada tahun 1975.
Pada malam 5 Februari 2025, ribuan demonstran berkumpul di depan rumah tersebut setelah seruan di media sosial untuk “Bulldozer Procession”. Mereka merusak mural Sheikh Mujibur Rahman di dinding pembatas rumah dan menulis “Tidak akan ada lagi” (mengacu pada alamat rumah tersebut). Mereka kemudian merusak dan membakar rumah tersebut selama pidato online Sheikh Hasina.
Dalam pidatonya, Sheikh Hasina mengutuk tindakan tersebut dan menyerukan kepada rakyat Bangladesh untuk melawan rezim saat ini. Ia menyatakan, “Mereka belum memiliki kekuatan untuk menghancurkan bendera nasional, konstitusi, dan kemerdekaan yang kita raih dengan mengorbankan jutaan martir dengan buldoser.” Ia juga menambahkan, “Mereka dapat menghancurkan bangunan, tetapi tidak dapat menghapus sejarah… tetapi mereka harus ingat bahwa sejarah akan membalas dendam”.
Kejadian ini terjadi dalam konteks politik yang kompleks di Bangladesh. Sheikh Hasina, yang telah memerintah selama 16 tahun, digulingkan oleh gerakan mahasiswa tahun lalu dan saat ini berada dalam pengasingan di India. Pemerintahan sementara yang dipimpin oleh pemenang Nobel Muhammad Yunus berusaha untuk mengekstradisi Sheikh Hasina dari India. Namun, Sheikh Hasina dan partainya, Liga Awami, terus berusaha untuk kembali ke kekuasaan.
Pembakaran rumah Sheikh Mujibur Rahman telah menimbulkan reaksi keras dari berbagai pihak. Banyak yang mengutuk tindakan tersebut sebagai upaya untuk menghapus sejarah dan warisan Sheikh Mujibur Rahman. Sementara itu, beberapa kelompok yang menentang Sheikh Hasina dan Liga Awami menyambut baik tindakan tersebut sebagai simbol perlawanan terhadap rezim yang mereka anggap otoriter dan korup.
Pembakaran rumah Sheikh Mujibur Rahman adalah peristiwa yang sangat simbolis dan emosional bagi rakyat Bangladesh. Rumah tersebut tidak hanya mewakili sejarah kemerdekaan Bangladesh, tetapi juga menjadi tempat di mana Sheikh Mujibur Rahman dan keluarganya dibunuh. Kejadian ini menunjukkan betapa dalamnya polarisasi politik di Bangladesh dan betapa pentingnya warisan sejarah dalam konteks politik saat ini. Semoga peristiwa ini dapat menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk lebih menghargai sejarah dan warisan bangsa.