/Review Hasil Film Bioskop Meg 2 : The Trench
https://plutkumkmgianyar.com/

Review Hasil Film Bioskop Meg 2 : The Trench

PLUTKUMKMGIANYAR – Menonton Meg 2: The Trench masih membuat saya kebingungan meskipun saya sudah berusaha sebaik mungkin untuk mengendalikan ekspektasi untuk menjaga pemikiran rasional. Sebenarnya, kesan ini menyampaikan dua gagasan. Pertama, terlepas dari semua keanehan yang ditawarkan sekuel ini, saya tidak dapat menyangkal bahwa ini masih menghibur.

Bahkan jika dibandingkan dengan The Meg (2018), bisa dibilang adegan aksi Meg 2 lebih liar dan gila. Hiu megalodon yang dikenal sebagai Meg yang buas harus dilawan Jonas Taylor (Jason Statham) dan membuat kegilaan dalam film ini. Mereka memiliki lebih banyak orang sekarang dan siap untuk melawan kawanan Meg yang lebih besar. Seiring dengan munculnya hewan prasejarah lainnya seperti gurita raksasa yang menghuni Palung Mariana dan dinosaurus amfibi, bahaya baru juga muncul.

Visual yang memukau membuat keberadaan makhluk yang sudah punah ini cukup memikat mata. Saya tercenggang ketika melihat makhluk mega yang sangat besar ini di depan layar lebar. Saat menonton Meg 2: The Trench, hampir tidak ada efek CGI yang mengalihkan perhatian dari filmnya. Hanya adegan-adegan kecil yang memiliki kesan buruk pada eksekusi visualnya.

Saat melawan Meg atraksi yang dilakukan Jason Statham dipadukan dengan keunggulan visual tersebut dalam sejumlah adegan aksi. Beragam adegan tersebut seringkali membuat saya resah, namun semuanya berakhir dengan memuaskan ketika Jonas Taylor Cs berhasil lolos dari kejaran Meg.

Ketika Meg 2: The Trench mencapai sepertiga terakhir dari plot, khususnya ketika ketiga Meg tiba di pantai Fun Island, kegilaan film tersebut menjadi semakin terlihat. Kawanan Meg diteror dengan menyerang turis yang sedang berlibur.

Saya menemukan kesenangan yang aneh saat menonton Meg “pesta” di pantai, melahap orang. Kesan itu kemungkinan besar disebabkan oleh fakta bahwa adegan menegangkan itu sebenarnya digambarkan dalam suasana mencengkramkan. Sepanjang Meg 2: The Trench, nada itu adalah faktor lain yang sering membuat saya bingung. Karena ada banyak kekurangan sepanjang film ini.

Salah satu kelemahan Meg 2 adalah penulisan ceritanya yang buruk. Meski berlangsung lima tahun setelah film pertama, sekuel ini tampaknya gagal dalam mengembangkan plotwist yang lebih matang. Meski masalah logika atau skeptisisme telah diabaikan, naskah karya Jon Hoeber, Erich Hoeber, dan Dean George masih lemah.

Sekuel Jonas Taylor dibangun dengan buruk saat konflik yang muncul saat Meg didasari oleh motivasi yang lemah. Karena penangkaran Meg di Mana One tiba-tiba melepaskan diri dan menyerang Jonas Taylor Cs yang sedang menjelajah di bawah air setelah kawanan Meg muncul dari Palung Mariana.

Nyatanya, hadirnya antagonis baru yang seharusnya mencetuskan plot kompleks dan mengepung Jonas Cs terasa setengah hati. Geng pembelot tampaknya hanyalah plot sampingan di tengah cerita. Pertukaran karakter, terutama antara Jonas, Jiuming (Wu Jing), dan Meiying (Sophia Cai), semakin membuatku takjub. Dialog dari tokoh utama terasa “cheesy” dan pada dasarnya tidak ada chemistry.

Meg 2: The Trench, bagaimanapun, harus tetap memberikan kepuasan bagi banyak penonton. Karena hanya menggambarkan kegilaan antara manusia dan megalodon, film ini mudah diterima oleh khalayak luas.

Bagi para penggemar yang kangen melihat aksi Jason Statham, Meg 2: The Trench juga menghibur. Pasalnya, penonton sekali lagi akan menyaksikan sang aktor membunuh hiu purba berukuran besar di film ini dengan cara yang hampir mustahil untuk dipahami.