plutkumkmgianyar.com – Sebuah tragedi menimpa sekelompok mahasiswa yang tergabung dalam Mapala (Mahasiswa Pencinta Alam) saat melakukan pendakian di Gunung Joglo. Salah satu peserta yang hilang selama beberapa hari akhirnya ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa di Curug Pariuk. Kejadian ini mengejutkan komunitas pendaki dan masyarakat sekitar, serta menimbulkan pertanyaan tentang keselamatan dan persiapan dalam kegiatan alam terbuka.
Pada tanggal 25 Januari 2025, sekelompok mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (Uhamka) yang tergabung dalam Mapala memulai pendakian ke Gunung Joglo. Mereka berangkat dengan penuh semangat dan persiapan yang matang, namun pada hari kedua pendakian, salah satu anggota kelompok, Budi Santoso (21), dilaporkan hilang. Kelompok tersebut segera melaporkan kejadian ini kepada pihak berwenang dan melakukan pencarian di sekitar lokasi pendakian.
Setelah tiga hari pencarian yang melibatkan tim SAR, polisi, dan relawan, Budi Santoso akhirnya ditemukan di Curug Pariuk dalam kondisi tidak bernyawa. Tim SAR menduga bahwa Budi terpeleset dan jatuh ke dalam curug saat mencoba melewati jalur yang sulit.
Kabar duka ini menyebar dengan cepat di kalangan mahasiswa dan komunitas pendaki. Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (Uhamka) mengadakan upacara peringatan dan memberikan dukungan kepada keluarga korban serta teman-teman Budi. Rekan-rekan sesama Mapala juga mengadakan doa bersama dan mengenang momen-momen bersama Budi.
Kepala Polisi setempat, AKBP Agus Priyanto, menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban dan menekankan pentingnya keselamatan dalam kegiatan alam terbuka. Ia juga mengimbau kepada semua pendaki untuk selalu mempersiapkan diri dengan baik dan mengikuti protokol keselamatan.
Tim investigasi dari kepolisian dan pihak universitas segera melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebab pasti dari kejadian ini. Mereka akan mengevaluasi persiapan dan peralatan yang digunakan oleh kelompok Mapala, serta memeriksa kondisi jalur pendakian yang dilalui.
Hasil investigasi ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas tentang apa yang terjadi dan bagaimana kejadian serupa dapat dicegah di masa depan. Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (Uhamka) juga berencana untuk mengadakan pelatihan tambahan bagi anggota Mapala dan meningkatkan standar keselamatan dalam kegiatan alam terbuka.
Tragedi hilangnya Budi Santoso di Gunung Joglo adalah peringatan keras tentang pentingnya keselamatan dalam kegiatan alam terbuka. Kita semua harus belajar dari kejadian ini dan berkomitmen untuk meningkatkan standar keselamatan dalam setiap kegiatan yang kita lakukan. Semoga Budi Santoso tenang di alam baka, dan semoga kejadian serupa tidak terulang di masa depan.