PLUTKUMKMGIANYAR – Pada Minggu (7/1/2024), pihak militer Israel melakukan serangan di wilayah Tepi Barat Palestina yang menyebabkan sedikitnya enam orang tewas akibat ledakan bom yang dijatuhkan.
“Pengeboman Israel terhadap sekelompok warga telah menewaskan enam orang di Jenin, Palestina. Belum ada informasi lebih lanjut tentang adanya kerusakan dan korban jiwa tambahan.” Ucap Kementrian Kesehatan yang dikelola Otoritas Palestina.
Kantor berita resmi Palestina, Wafa, melaporkan bahwa Israel secara tiba-tiba telah mengerahkan militer besar-besaran pada Minggu pagi. Militer Israel tersebut terlihat masuk ke bagian wilayah Jenin dan melakukan penyerangan.
Kekerasan telah meningkat di Tepi Barat usai serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023 yang mengakibatkan kematian sekitar 1.140 orang. Dalam waktu tersebut, Israel kemudian melakukan serangan tanpa henti dan tanpa pandang bulu kepada Palestina melalui peluncuran rudal dan invansi darat yang telah menewaskan sedikitnya 22.722 orang di Gaza, Palestina saat ini.
Diketahui juga bahwa korban akibat penyerangan Israel sebagian besar merupakan wanita dan anak-anak. Akibat dari serangan membabi buta tersebut, Israel saat ini banyak dikecam oleh Negara Internasional lainnya setelah korban jiwa mencapai angka yang bisa memusnahkan wilayah Gaza.
Selain di Gaza, Israel juga melakukan serangan ke wilayah Tepi Barat, Palestina. Diketahui, setidaknya ada 327 warga Palestina terbunuh Semenjak konflik peperangan pecah. Sementara itu, Kota Jenin dan kamp pengungsinya telah berulang kali menjadi target lokasi serangan Israel.
Selain daripada itu, Israel juga telah meminta 22 rumah sakit di Gaza untuk dikosongkan. Hal tersebut tentu adalah sebuah tindakan yang tidak manusiawi dan bertentangan dengan hukum humaniter internasional. Banyaknya korban yang tidak mendapatkan tempat untuk dirawat harus kehilangan nyawa karena penutupan rumah sakit oleh pihak Israel.
Saat ini, banyak negara lain yang menyempaikan harapan, termasuk Indonesia. Mereka berharap agar PBB melalui Dewan Keamanan (DK PBB) melakukan rapat darurat untuk menghentikan konflik tersebut.
Upaya perdamaian lewat DK PBB tampaknya cukup alot, meski sebenarnya Sekjen Jenderal PBB Antonio Guterres telah menyerukan gencatan senjata kemanusiaan, untuk menjamin keamanan pengiriman bantuan ke Gaza.
Akan tetapi hingga saat ini dunia internasional tidak bisa membiarkan konflik tersebut berlarut, dan harus segera membantu mewujudkan pedamaian abadi di Gaza. Solusi terbaik yang bisa diberikan adalah ‘Two State Solution’ atau solusi dua negara, demi menjamin terpenuhinya hak-hak bangsa Palestina yang saat ini menderita kehilangan banyak warga tak bersalah.
Two State Solution atau disebut solusi dua negara merupakan salah satu opsi solusi konflik antar dua negara. Dari konflik yang terjadi antara Palestina dan Israel, konflik antar dua negara bisa dibuatkan ‘dua negara untuk dua warga’, dimana Palestina berdampingan dengan Israel, di sebalah barat Sungai Yordan.