plutkumkmgianyar.com – Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri berhasil menangkap pelaku penipuan yang menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) deepfake untuk mencatut nama pejabat. Penangkapan ini merupakan hasil dari operasi intensif yang dilakukan oleh tim siber Bareskrim Polri.
Pelaku menggunakan teknologi deepfake untuk membuat video dan suara palsu yang menyerupai pejabat tinggi negara. Dengan menggunakan rekaman palsu ini, pelaku berusaha meyakinkan korban bahwa mereka sedang berkomunikasi dengan pejabat tersebut. “Pelaku memanfaatkan teknologi deepfake untuk membuat video dan suara yang sangat mirip dengan pejabat yang mereka catut. Ini membuat korban percaya bahwa mereka benar-benar berbicara dengan pejabat tersebut,” ujar Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, Brigjen Pol. Asep Safrudin.
Korban dari penipuan ini adalah sejumlah pengusaha dan pejabat lokal yang diminta untuk mentransfer sejumlah uang dengan dalih bahwa permintaan tersebut datang dari pejabat yang mereka kenal. “Korban diminta untuk mentransfer uang dengan alasan beragam, mulai dari bantuan proyek hingga urusan pribadi pejabat yang mereka kenal. Total kerugian yang dilaporkan mencapai miliaran rupiah,” tambah Brigjen Pol. Asep.
Tim siber Bareskrim Polri melakukan penyelidikan intensif untuk melacak pelaku. Dengan menggunakan teknologi canggih dan kerja sama dengan ahli IT, tim berhasil mengidentifikasi lokasi pelaku dan melakukan penangkapan. “Kami bekerja sama dengan ahli IT dan menggunakan teknologi canggih untuk melacak pelaku. Setelah berhasil mengidentifikasi lokasi mereka, kami langsung melakukan penangkapan,” ujar Brigjen Pol. Asep.
Teknologi deepfake adalah teknologi yang memungkinkan pengguna untuk membuat video dan suara palsu yang sangat mirip dengan orang asli. Teknologi ini sering digunakan untuk tujuan hiburan, tetapi juga bisa disalahgunakan untuk penipuan dan kejahatan lainnya. “Deepfake adalah teknologi yang sangat canggih dan bisa digunakan untuk berbagai tujuan. Namun, dalam kasus ini, pelaku menggunakannya untuk menipu korban dengan mencatut nama pejabat,” jelas Brigjen Pol. Asep.
Brigjen Pol. Asep mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dan tidak mudah percaya dengan informasi yang diterima melalui media digital. “Kami mengimbau masyarakat untuk selalu memverifikasi informasi yang diterima, terutama jika ada permintaan uang atau informasi pribadi. Jangan ragu untuk menghubungi pihak berwenang jika merasa ada yang mencurigakan,” ujarnya.
Penangkapan pelaku penipuan menggunakan teknologi deepfake ini menunjukkan betapa pentingnya kehati-hatian dalam menggunakan teknologi digital. Dengan adanya kerja sama antara kepolisian dan masyarakat, diharapkan kejahatan semacam ini dapat dicegah dan diatasi.